Motto Pecinta Alam

jangan melempar apapun, kecuali pandanganmu
jangan membunuh apapun, selain waktu
jangan mengambil apapun, selain foto
jangan meninggalkan apapun, selain jejak kaki
Dilarang melakukan Vandalisme (mencoret coret, mengotori dll)

Save Our Nature

Don't throw away anything but your looks
Don't Kill anything but time
Don't take anything but pictures
Don't leave anything but footprints

Tampilkan postingan dengan label pagedongan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pagedongan. Tampilkan semua postingan

Batik Wardah dan Mu'minah Gumelem

Melongok Rumah Batik Wardah dan Mu'minah dalam mengembangkan Batik Gumelem

Batik merupakan hasil kebudayaan asli bangsa Indonesia yang mempunyai nilai tinggi dan dikenal masyarakat Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu. Awalnya hanya digunakan untuk pakaian raja-raja di Jawa pada jaman dahulu. Kini, batik berkembang menjadi pakaian sehari-hari masyarakat Jawa, bahkan batik sudah menjadi pakaian nasional bagi masyarakat Indonesia dan digemari oleh masyarakat mancanegara. Di daerah-daerah tertentu saat ini banyak dijumpai industri batik yang umumnya masih bersifat tradisional sebagai pekerjaan sambilan. Hasil kerajinan batik tradisional tersebut mempunyai gaya, corak, motif dan pewarnaan yang khas dan berbeda-beda.

Festival Serayu Banjarnegara 2013

Festival Serayu Banjarnegara, Pagelaran Akbar di Tahun 2013
Latar belakang Festival Serayu Banjarnegara 2013 adalah mengartikan pentingnya Sungai Serayu bagi masyarakat Banjarnegara. Sejarah Sungai Serayu sebagai pusat peradaban; Kondisi Sungai Serayu saat ini; Upaya Serayu sebagai ikon wisata; Konsep Water Front City; Upaya penyelamatan Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu; Mengoptimalkan potensi Serayu dari semua aspek (mitos, historis, sosial budaya, ekonomi, lingkungan dll); dan Pengenalan Serayu kepada Masyarakat Nasional dan Internasional.
Cakupan Festival Serayu Banjarnegara 2013 adalah Serayu dalam anti fisik (hulu, tengah, hilir, lembah air dan isi sungai baik makhluk hidup maupun mati); Serayu dalam manusianya yaitu orang – orang yang menghuni dan meggantungkan kehidupannya dari Sungai Serayu; dan Serayu dalam arti budayanya, sosial, ekonomi dan perilaku tradisionalnya, seni budaya dan pariwisata, pertanian dsb.

Pimpirella pruatjan (purwaceng)


Belakangan ini, popularitas tanaman purwaceng makin meningkat. Tanaman mungil ini dikenal sebagai obat kuat alias penambah gairah dan vitalitas pria. Sebetulnya, purwaceng sudah ada sejak zaman kerajaan Hindu. Konon, di zaman dahulu hanya para raja yang mengonsumsinya sebagai minuman. Namun, semakin lama tanaman yang aslinya tumbuh liar di Gunung Perahu dan Gunung Pakujiwo di Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah ini, makin banyak dikonsumsi rakyat biasa. Kini, purwaceng pun sudah banyak dibudidayakan. Meski sebetulnya sulit ditanam, purwaceng yang bernama latin Pimpirella pruatjan makin banyak dicari. Sepintas, purwaceng tak jauh berbeda dari tanaman perdu yang tumbuh liar di pinggir jalan atau kebun-kebun kosong.
Tanaman Langka ini tak bisa diremehkan lantaran punya manfaat besar. Meski termasuk jenis perdu, purwaceng merupakan tanaman yang tergolong langka. Purwaceng juga hanya bisa tumbuh baik di Dataran Tinggi Dieng, dengan ketinggian 2.000 dpl (di atas permukaan laut). Purwaceng memang tergolong “rewel” dalam memilih tempat untuk hidup.

CARICA DIENG (Carica candamarcensis)

Ehm.... pada tau gak, dimana sih Banjarnegara itu? Jangan nyasar ke Banjarmasin ya... pa lagi kebanjarpatoman tuh jawa barat, walaupun sama-sama Banjar, tapi beda lho!
Banjarnegara adalah sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Kota kabupaten ini berbatasan dengan Wonosobo, Kebumen, Banyumas, dan Purbalingga. Dari Surabaya, Banjarnegara hanya bisa ditempuh melalui jalan darat (kecuali kalo mau terjun payung....wkwkwk :D). Disini tidak ada stasiun kereta, apalagi bandara, tapi asyiknya adalah... banyak dokar(andong atau kereta kuda) dimana-mana.
Perjalanan menuju Banjarnegara (saya lebih suka lewat Yogyakarta) ditempuh dalam waktu sekitar 4-5 jam. Huahhhh.... jauh ya? Eits...jangan kecil hati dulu, perjalanan yang panjang menuju Banjarnegara dipenuhi dengan spot-spot pemandangan alam yang ciamik! Yang paling saya sukai adalah Kledung Pass, sebuah tempat peristirahatan yang sangat indah, tepat di tengah2 Gunung Sundoro dan Gunung Sumbing. It's really Amazing! Tapi, supaya tidak kecewa, harus memperkiraan waktu tibanya. Sebaiknya sampai di Kledung sebelum jam 2 siang, karena bila lebih dari itu, maka pemandangannya akan tertutup dengan kabut. Selain menikmati pemandangan yang luar biasa, di Kledung Pass kita juga bisa mencicipi soto dan sate jamur yang sangat khas....ehmmm, cuaca yang dingin memang bikin laper.

“ Jurug Sinoman “



Seperti kita ketahui bahwa setiap daerah pasti memiliki ciri khas dan komoditas unggulan tersendiri yang unik dan berbeda dari daerah lain. Begitu juga dengan Banjarnegara yang memiliki keunikan tersendiri yang menjadi ciri khas dan komoditas unggulan kabupaten Banjarnegara ini. Sebagai bagian dari masyarakat banjarnegara, tentunya ada keinginan untuk memperkenalkan potensi apa yang ada di Banjarnegara ini. Salah satu caranya adalah dengan menulis artikel yang berkaitan dengan apa saja yang ada di Banjarnegara melalui media online seperti blog ini. 
Kami refresh sejenak  “ Jurug Sinoman “ yang berada didalam hutan lindung milik perhutani, tepatnya masih di wilayah kec. Kalibening. Kami melihat, tidak banyak pengunjung yang datang dilokasi ini, mungkin karena kedatangan kami sudah cukup sore. atau memang belum banyak pengunjung yang tau hehehehehhe.....

Perajin Keramik Banjarnegara

Sentra kerajinan mulai redup ketika krisis ekonomi menerpa tahun 1998 silam, khususnya para perajin yang hanya mengandalkan pasar dalam negeri limbung. Harga-harga bahan baku melonjak drastis. Para perajin mulai kolaps satu per satu. Namun, tetap ada perajin yang masih bertahan, karena menggantungkan pasar luar negeri. Meski bahan baku harganya melonjak, tetapi dapat diimbangi dengan naiknya nilai tukar dolar AS.
Naga-naganya tahun-tahun mendatang bakal menjadi tahun berat bagi para perajin khususnya keramik. Begitu juga dengan yang dirasakan oleh perajin di sentra keramik Desa Kampok, Kecamatan Purwareja Klampok, Banjarnegara. Itu tidak lain karena mulai tahun ini diberlakukan ACFTA, pedagangan bebas di wilayah Asean dan Cina.
Belum ada yang tahu, apakah para perajin di Klampok akan mampu bertarung dan tetap menjadi pilihan masyarakat. Itu semua memang pertanyaan besar yang hanya dapat dijawab pada waktu-waktu mendatang.
Sejarah panjang industri keramik Klampok telah dimulai sejak tahun 1960-an silam. Dalam perjalanannya, tahun 1970-an, Klampok yang berada di jalur utama penghubung Purwokerto-Semarang tersebut menjadi sentra keramik. Ratusan perajin yang merupakan warga desa setempat mampu menghidupi keluarganya dengan membuat keramik.

Gunung Tampomas


 Lokasi :Gunung Tampomas desa masaran Kec. Pagedongan-Banjarnegara, Jawa Tengah
Merupakan lokasi penambangan, namun sayangnya ketika tiba dilokasi sedang tidak ada aktivitas penambangan.

Daerah ini merupakan daerah perbukitan, disebelah selatan terdapat Gunung Lanang menurut masyarakat setempat. Gunung Lanang ini terlihat seperti tebing-tebing yang berbentuk kubah dan bukan hanya sejarah,namun mitos2 yang ada di masyarakatpun menutur-tinularkan bahwa Gunung Tampomas simbol Gunung Wadon (perempuan) dari Gunung lanang tersebut, kedua simbol tersebut bisa disimbolkan sebagai LINGGAYONI.


“Tiga Pesona di Satu Desa”

Curug Genting, Mata Air Panas Giri Tirta, & Curug Mrawu (“Tiga Pesona di Satu Desa”)


curug genting
 Potensi wisata Desa Giritirta Kecamatan Pejawaran sungguh mempesona tepatnya di utara ibu kota Kabupaten Banjarnegara ini terdapat empat obyek wisata sekaligus yang bisa dinikmati pengunjung dalam satu lokasi. Untuk menuju obyek wisata ini,Di desa ini ada dua curug yang lumayan besar. Aliran air dari kedua curug ini menyatu dan menjadi sumber utama sungai Mrawu. Sungai Mrawu sendiri dimanfaatkan sebagai sumber air pertanian di beberapa kecamatan di wilayah Banjarnegara. Kedua curug tersebut adalah curug Genting dan Mrawu. Tidak hanya dua curug, satu lagi obyek wisata yang dapat dinikmati. Yaitu sumber air panas yang berada diantara dua curug tersebut. Dan alirannya bermuara di sungai Mrawu. Warga setempat mempercayai sumber air ini mampu mengobati sakit kulit dan rematik. Karena, selain panas juga tercium aroma belerang.
Sebenarnya letak kedua curug ini tidak jauh dari pusat Kecamatan Pejawaran. Berjarak sekitar dua kilometer. Untuk menuju kesana dapat melewati dua jalur. Dari kota Banjarnegara, menuju kecamatan Madukara, Karangkobar dan Pejawaran. Atau dari kota Banjarnegara lewat Singamerta Kecamatan Sigaluh, Madukara, Pagetan dan Pejawaran. Perjalanan dengan kecepatan 60 kilometer perjam memakan waktu sekitar 1,5 jam.

Jalatunda Well (Sumur Jalatunda)

 Tepatnya, sumur ini berada di Desa Wisata Pekasiran, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Versi cerita dimaksud adalah asal muasal Sumur Jalatunda versi ilmiah dan mitos. Berdasar dugaan ilmiah, sumur berwarna hijau pekat berdiameter sekira 90 meter ini adalah sebuah kepundan yang terbentuk
Selain menyebutkan asal usul secara ilmiah, sang Bapak juga menceritakan mitos seputar sumur raksasa berwarna hijau ini dengan gaya mendongeng yang menarik. 

merdada lake (telaga merdada)

 Dataran Tinggi Dieng selalu memberikan kejutan-kejutan di balik pesona alamnya yang mengagumkan. Dataran Tinggi Dieng di puncak bukit kecil diatas Desa Karang tengah  Dieng adalah untuk melihat Matahari Tenggelam. Dengan menggunakan motor kami melaju menuju lokasi yang kira-kira memakan waktu 20 menit dari Obyek Wisata Kompleks Candi Arjuna. 

Surya Yudha Sport centre Banjarnegara

Memadukan tempat olah Raga dengan alam terbuka hijau,mengalir di bawahnya sungai serayu nan deras menambah panorama sejuk di sekitarnya.
menempati areal 2h di Desa Rejasa-Madukara tepatnya sebelah kiri dari Kota Banjarnegara sebelum BPR,Surya Yudha Kantor Pusat.
tempat dan sarana olah raga yang memadai dan boleh di bilang megah di kota Banjarnegara,dari lapangan Tenis,Futsall hingga kolam renang dewasa dan anak-anak ada di sana.

Bumi Perkemahan Pagedongan

Masih alami, itulah Bumi Perkemahan Pagedongan yang berada di Desa Pagedongan, Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara. Bumi perkemahan ini sendiri belum banyak dikenal warga Banjarnegara. Karena lokasinya sendiri berada di sebelah Selatan Kota Banjarnegara, tepatnya 7 sampai 8 kilometer dari pusat kota. Untuk menuju ke lokasi kurang lebih membutuhkan waktu 20 menit. Setelah sampai di Desa Pagedongan, jalan menuju bumi perkemahan masih berjarak 1 kilometer. Itupun jalannya sudah di aspal sayang sudah mengalami kerusakan dan keliatan bebatuanya.