Salah satunya adalah Gunung Lawe yang terletak di Dusun Kendaga, Banjarnegara. Gunung lawe terbentuk dari batuan andesit muda. Gunung Lawe sering digunakan oleh mahasiswa untuk climbing. Dengan tinggi gunung sekitar 230 meter dan batuan andesit muda memberi tantangan sendiri untuk pemanjat. Kabut yang biasanya menutupi Gunung Lawe muncul sekitar jam tiga sore, sehingga dalam pemilihan waktu untuk melakukan pemanjatan harus benar-benar diperhitungkan. Hujan yang selalu membasahi tebing ini sering terjadi pada malam hari, sehingga pada pagi hari batuan sedikit licin karena basahan oleh hujan. Sisi selatan yang sering di panjat karena kontur pada sisi utara landai dan dimanfaatkan oleh para pemanjat untuk berjalan sapai puncak tebing.
Jalur pemanjatan di Tebing Lawe yang ada sampai saat ini (yang sampai puncak) praktis di buat oleh Unit Pandu Lingkungan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Jenderal Soedirman (UPL MPA UNSOED). Adapun jalur pemanjatannya cukup menantang. Diawali medan batuan halus, licin dan berlumut, dengan kemiringan sekitar 80°. Lalu masuk batuan andesit muda yang rapuh dan bertumpuk-tumpuk sampai pada ketinggian 60 meter dan di sana terdapat teras kecil. Selanjutnya bermedan overhang sampai ketinggian 75 meter, dimana di sana terdapat teras besar yang dinamakan Gajahan. Di atasnya, dinding tebing ditumbuhi rumput, sekilas seperti pijakan-pijakan kecil, Tetapi ternyata blank. Mendekati puncak, medan didominasi semak, banyak terdapat alap-alap.